Oleh Ki Akbar / Abu Sadra
Ali dan Para Imam Ahlul Bait Memiliki Pengetahuan Gaib dan Karomah dari Allah SWT
Meyakini hal tersebut di atas adalah
memang keyakinan kami muslim syiah. Dengan keyakinan tersebut kami tidak hanya
disebut-sebut mengkultuskan Ali bahkan mereka kaum salafi menganggap kami kafir
dan sesat. Seandainya meyakini Ali memiliki pengetahuan gaib dan karomah
dianggap salafiyun sebagai kesesatan., bukankah mayoritas muslim ahlusunah di
Indonesia meyakini bahwa walisongo juga memiliki pengetahuan gaib dan
karomah.Bukankah muslimin Nahdatul Ulama
dan para pengamal tarekat juga meyakini bahwa Syeih Abdul Qodir Jailani dan
para kiayi langitan NU juga memiliki pengetahuan gaib dan karomah.
Suatu hari seorang pengikut agama
wahabi salafi komen di group facebook saya,’”salah satu kesesatan syiah adalah
karena mereka meyakini Ali mempunyai
pengetahuan gaib dan dapat berbicara dengan malaikat.Ini adalah keyakinan
orang-orang yang dungu.Bukankah Nabi sendiri
tidak mengetahui hal gaib dan bukankah hanya para Nabi saja yang mampu
berbicara dengan malaikat atas ijin Allah.”
Saya jawab ,” Keyakinan ente bahwa
hanya para Nabi saja yang mampu berbicara dengan malaikat dan berinteraksi dengan
alam malaikat adalah keyakinan batil yang bertentangan dengan Alquran. Justeru
Qur`an suci menyebutkan berbagai kisah bahwa manusia saleh selain Nabi pun bisa
berbincang-bincang dengan malaikat , berinteraksi dengan alam gaib dan menerima
wahyu. Misalnya dalam kisah Maryam, quran menceritakan tentang seorang wanita
suci yang mempunyai karomah diosisi
Allah. Dalam quran diceritakan bahwa Setiap kali Nabi Zakariya Alaihis Salam
memasuki mihrab Sayidah Maryam as untuk menemuinya, maka ia mendapati makanan
di sisinya, sehingga ia bertanya: “Hai Maryam, dari mana kamu mendapatkan
makanan tersebut?” Pertanyaan itu dilontarkan Nabi Zakariya kepadanya, karena
tidak ada orang lain yang turut memeliharanya selain Nabi Zakariya Alaihis
Salam. Maryam pun menjawab, “Makanan itu dari sisi Allah.” Sesungguhnya Allah
memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (Ali ‘Imran: 37).
Di mihrab tersebut Maryam , seorang wanita saleh yang bukan nabi berinteraksi
dengan alam malaikat. Bahkan Surat Maryam pun memberitakan bahwa sang wanita
saleh ini di berikan keistimewaan oleh Allah dapat bercakap-cakap dengan
malaikat sebagai mana yang tertulis dalam surat maryam ayatb 24-26.apakah ente
keberatan dengan al Quran yang dengan tegas membantah keyakinan ente bahwa
hanya nabi saja yang dapat bercakap-cakap dengan malaikat .”
Selanjutnya
saya menambahkan ,”Tidak hanya Maryam alaihassalam, Khidir yang diyakini bukan
seorang Nabi oleh kaum agama Salafi dan sebagian ulama Islam juga dianugerahi
pandangan mata batin yang menembus ruang dan waktu. Kisah tentang khidir yang
dengan kemampuan visi gaibnya ini, dituturkan oleh Al-Qur’an dalam Surah
Al-Kahf ayat 65-82. Dengan visi Ilahinya, khidir mampu “menerawang” ke masa
yang akan datang. Selain Khidir, Qur`an mengisahkan pula tentang seorang ulama
ahlikitab di zaman Sulaiman yang dianugerahi kemampuan memindahkan singgasana
Ratu Balqis dalam sekejap , suatu kemampuan yang Musa sendiripun sebagai
seorang Nabi tidak memilikinya “
“ Lo, yang memindahkan
singgasana Ratu Balqis itu kan seekor Jin bernama Ifrit.” Selanya. Langsung
saya jawab,” Nah, ini membuktikan bahwa ngaji ente masih disitu-situ saja. Yang
ente bahas dari tahun ke tahun dalam pengajian ente cuma Bab Bid`ah-.. bid`ah dan bid`ah, ilmu ente ga nambah-nambah. KArena itu coba sekali-kali ngaji di tempat lain, jangan fanatik ngaji dio ustadz Salafi aja. Padahal
pembahasan Alquran itu begitu luas. Ini ane tunjukin ayat berikut dan silakan periksa Quran ente
barangkali ente masih menuduh bahwa ayat ini dari Qur`annya orang syiah yang
ada dalam alam khayal ente :
“Berkata Sulaiman: “Hai
pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa
singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri.” Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari
tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya.” Berkatalah seorang yang
mempunyai ilmu dari al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, ia pun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni’mat-Nya).” (QS. An Naml
(27): 38-40).
Bukankah semakin jelas dan terang benderang bahwa dalam ayat
disebutkan bahwa yang memindahkan singgasana bukanlah Ifrit, tetapi seorang yang mempunyai ilmu
dari Kitab (Taurat) . Kitab Tafsir menyebutkan bahwa namanya adalah Ashif bin Balkhiya. Bila Quran menyebutkan bahwa seorang yang berilmu Kitab
Taurat saja mampu memindahkan singgasana Balqis, maka tentunya bukan mustahil
seorang Ali yang merupakan pintu ilmunya Nabi yang mewarisi Alquran yang lebih
agung dari Taurat tidak mampu melakukan hal yang demikian.”
Setelah
itu saya kembali bertanya pada salafiyun yang diam terpaku tanpa mampu menjawab
,” Bukankah ayat-ayat yang ane tunjukan ini dengan terang benderang membuktikan
bahwa keyakinan ente bahwa hanya Nabi saja yang diberikan kemampuan gaib oleh
Allah adalah sebuah keyakinan batil yang bertentangan dengan ALqur`an. Bukan
begitu ? “
Penyebutan "Alaihissalam" untuk ALi
“ Selama ini memang kebiasaan muslim ahllusunnah
menyebut para Nabi dengan sebutan `alaihi salam . Ini adalah sebuah tradisi
kaum muslimin. Kita tidak pernah menemukan adanya hadist yang memerintahkan
bahwa sebutan `alaihi salam hanya bagi para nabi dan rasul saja, selain mereka
haram, tidak ada nash yang menyebutkan hal tersebut. Karena itu, berbeda dengan
Muslimin pada umumnya, kaum muslimin
syiah memiliki kebiasaan menyebut `alaihi salam tidak hanya kepada para
Nabi dan Rasul saja, para ibunda Rasul yang sholeh pun kami mengucapkan `alaiha
salam. Seperti Siti Hajar `alaiha salam, siti Maryam `alaiha salam. ”
“ Bahkan para Imam pun mendapat sebutan `alaihi salam setiap kali
menyebut nama mereka `alaihimus salam, termasuk di dalamnya penyebutan untuk
Imam `Ali karena beliau adalah termasuk salah satu Imam kami. Dan tradisi ini tidak bertentangan dengan
Qur`an suci. Dalam Qur`an Surat 20 ayat 47 disebutkan begini ; Dan selamat
sejahtera ( salam ) bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk agama Allah . Dalam ayat lainnya , yaitu Surat 6 ayat 54
disebutkan Dan apabila dating orang-orang yang beriman pada ayat-ayat kami ,
maka katakanlah “ atasmu salam “ . Jadi , Qur`an mengisyaratkan bahwa
orang-orang mukmin yang mengikuti petunjuk selain Nabi juga berhak digelari
`alaihi salam , atau salam atas mereka . Apakah Imam Ali bukan orang mukmin
sehingga kita diharamkan mengatakan salam atasnya ? Apakah beliau bukan orang
yang mendapat petunjuk hingga kita tidak
boleh mengucapkan salam bagi beliau ? “
Saya pun melanjutkan ,” Kami
menyebut `Ali dengan sebutan `Ali `alaihisalam karena kami meyakini bahwa
beliau mendapat petunjuk dan beliau adalah mukmin haqqi, bukan karena meyakini
beliau adalah Nabi. Dalam seluruh kitab-kitab syiah kita akan temukan predikat Amirulmukminin Ali atau Sayidina Ali, tapi kita tidak akan pernah
temukan kata Nabi `Ali, tidak ada dan
tidak pernah ada. Kecuali barangkali dalam situs-situs Salafi-wahabi pembenci
syiah. Seperti halnya antum akan temukan penyebutan Sayidah Hajar `alaiha salam, atau sayidah
Maryam `alaiha salam, bukan karena
mereka adalah Nabi, tapi karena keshalehan dan keimanan mereka. Jadi, kalau ada
Ustadz Salafi yang mengaku ahlisyiah
mengatakan bahwa bukti bahwa orang syiah menganggap Ali sebagai Nabi adalah
dengan menyebut `alaihi salam dibelakang nama `Ali. Ini adalah fitnah murahan.
Tidak ada hubungan antara kata `alaihi salam dengan kenabian .”
Derajat Ali di atas derajat Para Malaikat
Kedudukan khalifah adalah suatu
kedudukan yang teramat tinggi, sehingga
para malaikatpun bahkan diperintahkan untuk bersujud kepada Sang
Khalifah sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas . Saat para malaikat
“mempertanyakan” kedudukan Sang Khalifah
Ilahi , maka Allah memberikan mandat pada Sang Khalifah yang telah diajari ilmu
asma`a kullaha ini, untuk menyampaikan ilmu tersebut yang didapatnya langsung dari Ilahi kepada
para malaikat.
Sebagian mufasir ahlusunnah
berpendapat bahwa ilmu asma`a kullaha adalah pengetahuan tentang nama-nama
benda. Guru kami Alhabib Ahmad Muhajir mengkritisi pendapat tersebut,” Ente
kira Play Group? Malaikat diajari nama-nama benda oleh Adam sebagai khalifah :
Ini kursi…ini bulan….ini bintang .. ente kira playgroup ? “
Seandainya ilmu asma`a kullaha
ini adalah ilmu tentang nama-nama benda, bukankah para malaikat sudah
mengetahui nama-nama benda? Dalam
rangkaian ayat di atas, disebutkan percakapan malaikat ,” Ya Tuhan kami, megapa
engkau ciptakan seorang KHALIFAH (dari kalangan ) yang suka menumpahkan DARAH di
muka BUMI? Malaikat sudah sangat mengenal dan bisa menyebutklan nama-nama benda
seperti Khalifah, darah, dan bumi .Lalu untuk apa Adam Sang Khalifah
menyebutkan nama-nama benda pada para malaikat ?
Dalam tafsir ahlul bait sebagaimana yang dijelaskan guru kami
Alhabib Ahmad Muhajir , ilmu asma`a kullaha adalah ilmu pengetahuan khusus yang
diturunkan Tuhan pada Adam sebagai khlaifah pertama. Dalam ayat disebutkan ,”
Hai Adam , ambi hum !” Ambi hum ini artinya terangkan pada mereka , bukan
alimhum ! Alimhum artinya mengajarkan, sebagaimana seorang guru yang menurunkan
ilmunya pada murid-muridnya . Adam diinstruksikan untuk sekedar menerangkan ,
bukan mengajarkan . Mengapa ? karena kapasitas malaikat sulit untuk memahami
dan mengerti ilmu asma`a kullaha yang hanya dapat difahami oleh para Khalifah pilihan Ilahi saja .
Seorang khalifah dalam Alqur`an
adalah makhluk Tuhan yang menduduki
kedudukan kepemimpinan alam semesta sehingga bahkan seluruh malaikat
diperintahkan bersujud kepadanya. Selanjutnya
Allah menurunkan ilmu khusus kepada Khalifah yang diistilahkan dalam
qur`an “asma`a kullaha” , suatu ilmu yang tidak dimiliki dan sulit difahami
para malaikat. Sebagaimana disebutkan Inni ja`ilun fil ardi klhalifah,
Sesungguhnya Aku ( Allah ) ja`ilun di muka bumi seorang khalifah. Kata ja`ilun
disana adalah isim fail dan artinya terus menerus selama-lamanya. Allah akan
selalu menjadikan seorang khalifah di muka bumi yang kepemimpinannya mencakup
seluruh alam termasuk alam malakut, begitu kurang lebih terjemah bebasnya.
Artinya kedudukan khalifah ini , yang kedudukannya teramat tinggi di atas
malaikat , dan akan selalu ada hingga akhir zaman. Demikian kurang lebih
penjelasan guru kami , ALhabib Ahmad Muhajir.
Mungkin kaum wahabi-salafi yang
biasa mengaji pada Ibnu Taimiyah belum pernah mendengar hal ini. Bahwa seorang
khalifah kedudukannya sedemikian tingginya, di atas para malaikat sehingga
mereka para malaikat diperintahkan untuk bersujud pada Sang Khalifah. Mereka
yang pengajiannya hanya membahas seputar
bid`ah dan bid`ah , dan belum pernah mendengar bahwa kedudukan seorang
khalifah sedemikian tingginya sebagaimana yang disebutkan Alquran, tentu saja
akan berteriak keberatan. Mereka berfikir bahwa para malaikat kedudukannya
lebih tinggi dari manusia sempurna.
Lalu bila mereka mengatakan pada
kami yang meyakini bahwa Ali yang khalifah ini derajatnya lebih tinggi dari
para malaikat , bahwa kami mengkultuskan Ali ? Apakah mereka tidak merasa bahwa mereka pun jelas-jelas
mengkultuskan para malaikat di posisi yang lebih tinggi dari khalifah ?
Akan tetapi kami tidak meyakini bahwa hanya ALi saja yang menduduki posisi tinggi yang lebih tinggi dari malaikat. Kami meyakini bahwa seluruh Nabi, Rasul dan para Imam , termasuk para wali , mereka adalah
sosok insan kamil yang kedudukannya lebih tinggi dari derajat malaikat .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar